Workshop 5 Juli 2024 "Demokratisasi Data: Membuka Peluang dengan Open Data dan Open Contributorship”

Untitled

Jadi ceritanya, saya diundang untuk membagikan pengalaman (memang betulan pengalaman bukan pengetahuan baru), tentang data terbuka dan kontribusi terbuka, serta apa saja manfaatnya.

LinkedIn Youtube

Dasapta Erwin Irawan revised.jpg

Dengan kata lain, kita ingin memperpanjang usia data, dari yang biasanya hanya satu tahun, menjadi lebih panjang dari itu.

Latar belakang

Akhir-akhir ini dengan adanya peristiwa peretasan Pusat Data Nasional, banyak yang bilang bahwa data itu penting. Di sisi lain, dalam lingkup riset, belum ada panduan teknis terkait dengan pengelolaan data riset. Kalaupun ada, yang ada adalah panduan versi Bahasa Inggris yang dibuat oleh lembaga asing. Tapi seperti biasa, orang Indonesia lebih percaya kepada produk orang asing. Sekarang mari kita pelajari bersama secara singkat, bagaimana cara mengelola data.

Untitled

Beberapa bahan dari masa lalu

Seperti biasa, bahan yang berbentuk ppt memang belum jadi sepenuhnya, atau mungkin saya tidak membuat dalam format ppt, tetapi beberapa blogpost "bersejarah" sudah pernah saya tulis dan terkait langsung dengan cerita yang akan saya sampaikan.

Jadi tidak terasa, saya telah membicarakan hal yang sama sejak tahun 2017. Hampir tujuh tahun berlalu tapi belum ada perubahan signifikan dari atas ke bawah tentang pengelolaan data. Maka dari itu, mari inisiatif dari Binus ini kita posisikan sebagai perubahan dari bawah (yang harapannya bisa sampai ke atas).

Berikut ini adalah beberapa tautan karya saya dan rekan-rekan yang berkaitan dengan pengelolaa data:

  1. https://dasaptaerwin.net/wp/2023/01/tentang-data-yang-hilang-dan-informasi-yang-ditemukan.html.
  2. data yang sama yang dibahas di tautan no 1, sy bahas dari sudut pandang berbeda di sini https://rinarxiv.pubpub.org/pub/xv74eknn/release/2.
  3. Karena tulisan seperti no 2 di atas "tidak dianggap" sebagai luaran utama dari kegiatan riset (oleh kampus saya), maka saya tulis ulang dengan bahasa populer di The Conversation. Jadi dua artikel:
    1. https://theconversation.com/bantaran-cikapundung-debit-air-sungai-besar-kualitas-air-sumur-buruk-mengapa-106416 dan
    2. https://theconversation.com/waspada-di-kota-besar-kualitas-air-tanah-sudah-hampir-sama-buruknya-dengan-air-sungai-190662
  4. Lalu berkaitan dengan cerita no 1 di atas, saya ketemu Steven Reinaldo yang sedang menempuh studi S3 di Wageningen University. Dari data yang sama, menghasilkan makalah ini https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214581823002720.
  5. Tentu saja makalah di atas adalah bagian dari disertasinya yang telah dibaca daring di sini 5. https://edepot.wur.nl/640983.
  6. Agar data riset tertata rapih, maka perlu dibuat rencananya. Memang repot, lalu di tahun 2018, saya menulis panduannya di sini https://riojournal.com/article/28163/, yang saya tulis sebagai blogpost di sini https://dasaptaerwin.net/wp/2017/09/pengenalan-research-data-management.html. Panduan tersebut sudah pernah kami aplikasikan di proyek penelitian sbb https://dasaptaerwin.net/wp/2018/05/video-presentation-project-level-research-data-management-plan-rdmp.html.
  7. Perhatiannya yang lain adalah tentang kontribusi riset (contributorship) yang masih sangat lekat ditafsirkan sebagai kepenulisan (authorship). Sementara itu dunia publikasi internasional telah mengenalkan dan mengimplementasikan Taksonomi Authorship CREDIT, yang mengakui kontribusi selain kepenulisan. Pak Erwin bersama rekan-rekan juga telah mempresentasikan hal ini sejak tahun 2022: https://tsp.scione.com/newfiles/tsp.scione.com/13/34-37.pdf (versi orisinal); https://dasaptaerwin.substack.com/p/how-to-promote-contributorship-and-453 (versi Bahasa Indonesia).

Repositori yang dapat dimanfaatkan

gitlab.png